Ruas Jalan Rusak di Dlingo-Kaliurang Bakal Diperbaiki Tahun Ini
Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (PUPESDM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut ada sekitar ratusan kilometer jalan rusak. Penyebab jalan rusak itu di antaranya adalah dilalui kendaraan bertonase berat.
Kepala Dinas PUPESDM DIY, Anna Rina Herbranti mengatakan baru sebagian jalan rusak yang diperbaiki. Jalan rusak itu dengan berbagai kriteria mulai dari perlu ditingkatkan atau hanya direhab.
“Panjang total status jalan provinsi 670-an km, (yang perlu perbaikan) kira-kira 50%-nya. Itu ada yang perlu ditingkatkan ada yang hanya direhab,” ujar Anna saat ditemui wartawan di Kompleks Kepatihan, Jumat (17/3/2023). Salah satu ruas jalan yang menjadi fokus Dinas PUPESDM yakni di Dlingo, Bantul, yang sempat longsor beberapa waktu lalu. Anna mengatakan tahun ini baru bisa memperbaiki 1,5 km saja dari total 6 km kerusakan di Jalan Dlingo.
“Kalau pemeliharaan rutin kan hanya lubang ditambal, itu nggak bisa kalau sudah kondisinya rusak kayak gitu, cuma ditambal pasti satu bulan aja sudah jebol lagi, sehingga memang harus perbaikan dari sisi fondasinya juga diganti, diperbaiki. Nah itu yang 1,5 km. Kira-kira 1,5 km lah,” jelas Anna. “Tahun depan kami usulkan kembali, karena total yang rusak kira-kira 6 km,” lanjutnya. Perbaikan Jalan Dlingo ini rencananya akan dimulai pada bulan Mei mendatang. Saat ini, sedang tahap pembuatan desain.
“Insyaallah Mei kita kontrak, sekarang kan baru proses desain, kemudian lelang kan. Jadi harap bersabar, kita sudah berusaha, anggaran terbatas,” terangnya. Anna menambahkan selain ruas Jalan Dlingo, tahun ini pihaknya juga akan memperbaiki ruas Jalan Kaliurang, Sleman. Sedangkan untuk Jalan Godean, Sleman, menurutnya hanya akan dilakukan pemeliharaan rutin.
“Jalan Kaliurang tahun ini ada perbaikan, ya ada beberapa lah,” ujarnya.
Penyebab Jalan Rusak
Anna menjelaskan rusaknya beberapa ruas jalan provinsi di DIY disebabkan karena hanya dilakukan pemeliharaan rutin beberapa tahun terakhir akibat pandemi COVID-19. “Di DIY hampir sebagian besar kondisi jalannya kondisinya rusak, karena ya sentuhannya hanya pemeliharaan rutin,” ujarnya. Anna menyebut jalan rusak di Dlingo karena sudah dua tahun tak diperbaiki. Padahal, jalur Dlingo merupakan jalur wisata yang ramai dikunjungi.
“Apalagi kalau (wisatawan) dari luar DIY pasti bawanya bus kan, kondisi yang ada di sana sebelahnya bukit sebelahnya lagi jurang,” jelas Anna. “Sudah tidak bisa diapa-apain memang harus diperbaiki dari sisi konstruksinya, dari sisi fondasinya diganti yang baru, baru nanti atasnya insyaallah aman, kalau dari fondasinya sudah diubah,” lanjutnya.
Anna juga mencontohkan jalan rusak di daerah Tempel, Sleman. Jalan-jalan di area itu rusak akibat truk angkutan pasir yang melewati kawasan tersebut. Menurutnya, para pengangkut juga harus memperhatikan berat angkutan yang sudah disyaratkan. “Kayak Tempel itu kan truk-truk angkutan pasir segala macem kan juga lewat situ. Sebenarnya ini tek-tokannya dengan angkutannya itu tadi, yang diangkut melebihi tonase yang dipersyaratkan (atau tidak),” tutupnya.
Ganjar Bicara Proses Perbaikan Jalan di Demak Lebih Cepat
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau perbaikan jalan rusak di Dempel, Kabupaten Demak, Selasa (14/3). Jalan yang mengalami kerusakan parah itu merupakan jalur penghubung antara Kabupaten Demak dengan Kabupaten Grobogan. Proses perbaikan jalan tersebut berjalan dengan lebih cepat berkat sistem e-catalog. “Kami mulai perbaikannya, dan ini polanya jauh lebih cepat. Ini dengan e-catalog. Tadi pemberi jasanya juga baru pertama. Jadi e-catalog itu cepat banget. Begitu mereka ngeklik, beres, kontrak, tidak ada tiga hari bisa langsung kerja,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (15/3/2023). Ganjar menilai kehadiran e-catalog membuat proses perbaikan jalan berjalan lebih cepat, sehingga setiap komplain dari masyarakat yang masuk dapat direspons dan segera diperbaiki. Sebab jika melalui lelang proyek, bisa memakan waktu yang cukup lama hingga pekerjaan dimulai.
“Sebenarnya ini cara yang kami coba pakai agar bisa lebih cepat. Nah, kalau proses di kami cepat, tidak bertele-tele, maka dia bisa mengerjakan cepat. Kami bisa kejar-kejaran dengan komplain penduduk, komplain warga yang jalannya rusak, dan sebagainya,” terangnya. Kendati demikian, Ganjar menyebut e-catalog saat ini masih memiliki kemampuan yang cukup terbatas untuk merespons semua laporan jalan rusak yang masuk. Karenanya, proses perbaikan dilakukan secara selektif dengan memilih titik dengan kerusakan paling parah terlebih dahulu.
“Tentu kami terbatas, maka itu kami kerjakan yang memang cukup parah. Ini satu kilometer. Spot-spot kami bereskan, ini nanti malam sudah bisa langsung selesai, dan kami tunggu pengeringan, maka jalan,” imbuhnya. Ganjar pun menegaskan perbaikan jalan rusak merupakan salah satu agenda prioritas. Ia mengatakan dari persentase jumlah aduan yang masuk, laporan jalan rusak adalah yang paling tinggi. Apalagi, kondisi intensitas hujan yang masih tinggi membuat jumlah kerusakan jalan semakin bertambah banyak. Selama meninjau lokasi perbaikan jalan di Dempel, Ganjar sempat berdialog dengan para pekerja. Ia pun menyaksikan sejumlah truk muatan besar melintas beriringan di jalan tersebut. Ganjar berharap para pemilik angkutan barang dan supir truk dapat ikut merawat jalan dengan tidak membawa beban berlebihan.
Jika anda tertarik tentang berita seputar perkembangan perbaikan jalan di Indonesia anda bisa mengunjungi halam website berikut https://binamargadki.net/.